Tugas kelompok dan disusun oleh:
- Nindi Wahyuni
- Putri Herita Sari
- Riyana Anis Budianti
- Siska Anggun Lestari
- Vivi Anggraini
Pengertian
Database
Database (Basis Data) adalah
kumpulan data (elementer) yang secara logik berkaitan dalam mempresentasikan
fenomena atau fakta secara terstruktur dalam domain tertentu untuk mendukung
aplikasi pada sistem tertentu.
Basis data adalah kumpulan data
yang saling berhubungan, memberikan refleksi fakta-fakta yang terdapat di
organisasi. Basis data mendeskripsikan state organisasi atau perusahaan atau sistem.
Saat satu kejadian muncul di dunia nyata mengubah state
organisasi/perusahaan/sistem, maka satu perubahan pun harus dilakukan terhadap
data yang disimpan di basis data. Basis data merupakan komponen utama sistem
informasi karena semua informasi untuk pengambilan keputusan berasal dari data
di basis data. Pengelolaan basis data yang buruk dapat mengakibatkan
ketidaktersediaan data penting yang digunakan untuk menghasilkan informasi yang
diperlukan dalam pengambilan keputusan.
2.
Proses
Perancangan Database
Proses perancangan database ada 6
fase :
1. Pengumpulan data dan analisis
2. Perancangan database secara
konseptual
3. Pemilihan DBMS
4. Perancangan DB secara logika
(data model mapping)
5. Perancangan database secara
fisik
6. Implementasi Sistem database.
·
Secara khusus ada 2
aktifitas paralel.
-
Aktifitas yang pertama
melibatkan perancangan dari isi data dan struktur database, -
-
Aktifitas kedua
mengenai perancangan pemrosesan database dan aplikasi-aplikasi perangkat lunak.
Dua aktifitas ini saling menjalin,
misalnya : kita dapat mengidentifikasikan data item yang akan disimpan dalam
database dengan menganalisa aplikasi-aplikasi database. Dua
aktifitas ini juga saling mempengaruhi satu sama lain. Contohnya : fase
perancangan database secara fisik, pada saat kita memilih struktur penyimpanan
dan jalur-jalur akses dari file-file database yang tergantung pada
aplikasi-aplikasi yang akan menggunakan file-file tersebut.
A.
Fase 1 : Pengumpulan data dan analisa
Proses identifikasi dan analisa
kebutuhan-kebutuhan data. Pertama-tama harus mengenal bagian-bagian lain dari
sistem informasi yang akan berinteraksi dengan sistem database, termasuk para
pemakai yang ada dan para pemakai yang baru serta aplikasi-aplikasinya.
Aktifitas-aktifitas pengumpulan data dan
analisa :
1. Menentukan kelompok pemakai dan
bidang-bidang aplikasinya
2. Peninjauan dokumentasi yang ada
3. Analisa lingkungan operasi dan
pemrosesan data
4. Daftar pertanyaan dan wawancara
B. Fase
2 : Perancangan database secara konseptual
Tujuan dari fase ini adalah
menghasilkan conceptual schema untuk database yang tergantung pada sebuah DBMS
yang spesifik. Sering menggunakan sebuah high-level data model seperti ER/EER
model selama fase ini. (harus rinci)
Fase perancangan database secara
konseptual mempunyai 2 aktifitas paralel :
1. Perancangan skema konseptual :
Menguji kebutuhan-kebutuhan data
dari suatu database yang merupakan hasil dari fase 1, dan menghasilkan sebuah
conceptual database schema pada DBMS independent model data tingkat tinggi
seperti EER (enhanced entity relationship) model.
Skema ini dapat dihasilkan dengan
menggabungkan bermacam-macam kebutuhan user dan secara langsung membuat skema
database atau dengan merancang skema-skema yang terpisah dari kebutuhan
tiap-tiap user dan kemudian menggabungkan skema-skema tsb. Model data yang
digunakan pada perancangan skema konseptual adalah DBMS-independent, dan
langkah selanjutnya adalah memilih sebuah DBMS untuk melaksanakan rancangan
tsb.
2. Perancangan transaksi :
Menguji aplikasi-aplikasi database
dimana kebutuhan-kebutuhannya telah dianalisa pada fase 1, dan menghasilkan
perincian transaksi-transaksi ini.
Kegunaan fase ini yang diproses
secara paralel bersama fase perancangan skema konseptual adalah untuk merancang
karakteristik dari transaksi-transaksi database yang telah diketahui pada suatu
DBMS-independent. Transaksi-transaksi ini akan digunakan untuk memproses dan
memanipulasi database suatu saat dimana database tsb dilaksanakan.
C. Fase
3 : Pemilihan DBMS
Ditentukan oleh beberapa faktor,
diantaranya : faktor teknik, ekonomi, dan politik organisasi.
-
Contoh faktor teknik :
keberadaan DBMS dalam menjalankan
tugasnya seperti jenis-jenis DBMS (relational, network, hierarchical, dll),
struktur penyimpanan, dan jalur akses yang mendukung DBMS, pemakai, dll.
Faktor-faktor ekonomi dan
organisasi yang mempengaruhi satu sama lain dalam pemilihan DBMS :
1. Struktur data
2. Personal yang telah terbiasa dengan
suatu sistem
3. Tersedianya layanan penjual
D. Fase 4 : Perancangan
database secara logika (pemetaan model data)
Fase selanjutnya dari perancangan
database adalah membuat sebuah skema konseptual dan skema eksternal pada model
data dari DBMS yang terpilih. Fase ini dilakukan oleh pemetaan skema konseptual
dan skema eksternal yang dihasilkan pada fase 2. Pada fase ini, skema
konseptual ditransformasikan dari model data tingkat tinggi yang digunakan pada
fase 2 ke dalam model data dari DBMS yang dipilih pada fase 3.
Pemetaannya dapat diproses dalam 2
tingkat :
1. Pemetaan system-independent :
Pemetaan ke dalam model data DBMS
dengan tidak mempertimbangkan karakteristik atau hal-hal yang khusus yang
berlaku pada implementasi DBMS dari model data tsb.
2. Penyesuaian skema ke DBMS yang
spesifik :
Mengatur skema yang dihasilkan pada
langkah 1 untuk disesuaikan pada implementasi yang khusus di masa yang akan
datang dari suatu model data yang digunakan pada DBMS yang dipilih.
Hasil dari fase ini memakai
perintah-perintah DDL dalam bahasa DBMS yang dipilih yang menentukan tingkat
skema konseptual dan eksternal dari sistem database. Tetapi dalam beberapa hal,
perintah-perintah DDL memasukkan parameter-parameter rancangan fisik sehingga
DDL yang lengkap harus menunggu sampai fase perancangan database secara fisik
telah lengkap.
Fase ini dapat dimulai setelah
pemilihan sebuah implementasi model data sambil menunggu DBMS yang spesifik
yang akan dipilih. Contoh: jika memutuskan untuk menggunakan beberapa
relational DBMS tetapi belum memutuskan suatu relasi yang utama. Rancangan dari
skema eksternal untuk aplikasi-aplikasi yang spesifik seringkali sudah selesai
selama proses ini.
E. Fase
5 : Perancangan database secara fisik
Perancangan database secara fisik
merupakan proses pemilihan struktur-struktur penyimpanan dan jalur-jalur akses
pada file-file database untuk mencapai penampilan yang terbaik pada
bermacam-macam aplikasi.
Selama fase ini, dirancang
spesifikasi-spesifikasi untuk database yang disimpan yang berhubungan dengan
struktur-struktur penyimpanan fisik, penempatan record dan jalur akses.
Berhubungan dengan internal schema (pada istilah 3 level arsitektur DBMS).
Beberapa petunjuk dalam pemilihan
perancangan database secara fisik :
1. Response time :
Waktu yang telah berlalu dari suatu
transaksi database yang diajukan untuk menjalankan suatu tanggapan. Pengaruh
utama pada response time adalah di bawah pengawasan DBMS yaitu : waktu akses
database untuk data item yang ditunjuk oleh suatu transaksi. Response time juga
dipengaruhi oleh beberapa faktor yang tidak berada di bawah pengawasan DBMS,
seperti penjadwalan sistem operasi atau penundaan komunikasi.
2. Space utility :
Jumlah ruang penyimpanan yang
digunakan oleh file-file database dan struktur jalur akses.
3. Transaction throughput :
Rata-rata jumlah transaksi yang
dapat diproses per menit oleh sistem database,
dan merupakan parameter kritis dari sistem transaksi (misal : digunakan
pada pemesanan tempat di pesawat, bank, dll). Hasil dari fase ini adalah
penentuan awal dari struktur penyimpanan dan jalur akses untuk file-file
database.
F. Fase
6 : Implementasi sistem database
Setelah perancangan secara logika
dan secara fisik lengkap, kita dapat melaksanakan sistem database.
Perintah-perintah dalam DDL dan SDL (storage definition language) dari DBMS
yang dipilih, dihimpun dan digunakan untuk membuat skema database dan file-file
database (yang kosong). Sekarang database tsb dimuat (disatukan) dengan
datanya.
Jika data harus dirubah dari sistem
komputer sebelumnya, perubahan-perubahan yang rutin mungkin diperlukan untuk
format ulang datanya yang kemudian dimasukkan ke database yang baru.
Transaksi-transaksi database sekarang harus dilaksanakan oleh para programmer
aplikasi.
Spesifikasi secara konseptual diuji
dan dihubungkan dengan kode program dengan perintah-perintah dari embedded DML
yang telah ditulis dan diuji. Suatu saat transaksi tsb telah siap dan data
telah dimasukkan ke dalam database, maka fase perancangan dan implementasi
telah selesai, dan kemudian fase operasional dari sistem database dimulai.
3.
Tujuan
Perancangan Basis Data
Untuk memenuhi informasi yang
berisikan kebutuhan-kebutuhan user secara khusus dan aplikasi-aplikasinya.
•
memudahkan pengertian struktur informasi
• mendukung kebutuhan-kebutuhan
pemrosesan dan beberapa obyek penampilan (response time, processing time, dan
storage space)
Sumber: dewiar.staff.gunadarma.ac.id/M2+DBMF.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar