Dikisahkan seorang
saudagar kaya yang mengalami kesialan. 100 keping lebih uang emasnya
berhasil dicuri. Karena merasa kehilangan maka saudagar kaya tersebut
mengadukan masalahnya ke-tuan hakim. Hari berlalu, minggu pun berlalu namun
hakim belum juga dapat menemukan siapa pencurinya.
Saudagar kaya tersebut tidak kehabisan akal, dia mengadakan
sayembara. Dari imingan yang mendapatkan hadiah setengah dari yang telah dicuri, sampai mendapat imingan
yang akan mendapatkan semua keping emas tersebut jika berhasil menangkap
pencuri itu, namun hasilnya belum juga terlihat. Tidak ada satupun yang dapat
menemukan siapa sang pencuri yang telah mencuri 100 keping lebih uang emas
saudagar kaya tersebut. Dan yang menjengkelkan sang pencuri pun ikut mengikuti
sayembara.
Karna berbagai cara telah dicoba, saudagar kaya tersebut
hampir putus asa. Ditengah keputus asa-annya, ada seseorang yang memberikaan
saran agar menggunakan jasa abu nawas. Abu nawas terkenal kecerdikannya.
Mendengar berita tersebut sang pencuri merasa was-was karena
takut perbuatannya terungkap. Dia pun berniat untuk pindah kampung, namun dia
langsung menyadari bahwa hal tersebut akan membuatnya mudah diketahui bahwa
dialah pencurinya. Lalu dia memutuskan untuk tetap berada dikampung itu dan
menerima apapun yang terjadi.
Saat abu nawas mengumpulkan orang-orang kampung hati pencuri
pun tidak karuan. Abu nawas mengumpulkan orang-orang sekampung dan memberikan
tongkat yang sama panjangnya kepada setiap penduduk . Dia memberi tahu bahwa
siapa yang memang benar pencurinya, maka tongkat tersebut akan menambah panjang
satu jari.
Semalaman sang pencuri memikirkan hal bagaimana agar dia
tidak ketahuan bahwa dialah pencurinya, maka dia pun memotong tongkat tersebut
satu jari. Dalam hati, sang pencuri memuji akalnya karna dapat mengelabui abu
nawas.
Keesokan harinya para penduduk berkumpul kembali. Antrian
panjang pun terbentuk. Abu nawas pun memeriksa satu per satu tongkat tiap
penduduk yang dibagikan kemarin. Tiba giliran sang pencuri abu nawas pun
akhirnya mengetahui siapa pencurinya. Si pencuri memotong tongkatnya sepanjang
satu jari telunjuk agar tongkat tersebut tidak bertambah panjang.
Akhirnya pencuri itu di hukum dan di adili. 100 keping uang
emas kini menjadi hak abu nawas. Namun dengan kebijaksanaannya sebagian uang
tersebut dikembalikan ke keluarga si pencuri, sebagian lagi untuk orang miskin
dan sisanya untuk keluarga abu nawas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar