A.
Pengertian Subsistem Manajemen Tenaga Kerja
Subsistem manajemen tenaga kerja adalah merupakan
subsistem yang antara lain berhubungan dengan pengembangan SDM dalam hal
ketrampilan dan pengetahuan, melalui pelatihan – pelatihan atau pendidikan.
Dalam pembahasan kali ini berhubungan dengan keahlian, susksesi, dan relokasi.
B.
Kompetensi / Keahlian
Kompetensi merupakan salah satu syarat untuk dapat
melaksanakan tugas dengan baik. Seseorang yang memiliki kompetensi yang memadai
akan memiliki rasa percaya diri, dan biasanya mampu memotivasi dirinya untuk
melaksanakan dan menyelesaikan tugas-tugas yang diembannya dengan baik.
Berikut ini pendapat dari berbagai ahli mengenai Kompetensi
:
a) Menurut Susanto (2003) definisi
tentang kompetensi yang sering dipakai adalah karakteristik-karakteristk yang
mendasari individu untuk mencapai kinerja superior. Kompetensi juga merupakan
pengetahuan, ketrampilan, dan kemampuan yang berhubungan dengan pekerjaan,
serta kemampuan yang dibutuhkan untuk pekerjaanpekerjaan non-rutin.
b) Mendiknas melalui Surat Keputusan No.
045/U/2002 menyatakan bahwa kompetensi merupakan seperangkat tindakan cerdas
penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap
mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas dibidang pekerjaan
tertentu. Lebih lanjut dinyatakan bahwa elemen-elemen kompetensi meliputi:
- Landasan kepribadian.
- Penguasaan ilmu dan keterampilan.
- Kemampuan berkarya.
- Sikap dan perilaku dalam berkarya menurut tingkat keahlian berdasarkan ilmu dan keterampilan yang dikuasai.
- Pemahaman kaidah berkehidupan bermasyarakat sesuai dengan pilihan keahlian dalam berkarya.
c) Menurut Johnson (Usman, 1997),
kompetensi merupakan kinerja (perfomance) yang rasional yang secara memuaskan
memenuhi tujuan tertentu sesuai dengan kondisi yang diharapkan. Sedangkan Ife
(1995) menyatakan bahwa secara umum kompetensi dimaknai sama dengan
keterampilan-keterampilan (skills) yang dimiliki oleh seseorang.
d) Mirabile (Kismiyati, 2004)
mendefinisikan kompetensi sebagai pengetahuan dan keterampilan yang dituntut
untuk melaksanakan dan/atau untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan, yang
merupakan dasar bagi penciptaan nilai dalam suatu organisasi. Menurut definisi
ini, faktor-faktor kompetensi yang sangat penting bagi perseorangan maupun
organisasi untuk mencapai keberhasilan, meliputi: pengetahuan teknis,
pengkoordinasian pekerjaan, penyelesaian dan pemecahan masalah, komunikasi dan
layanan, dan akuntabilitas.
e) Sedarmayanti (2003) mengemukakan
beberapa pengertian kompetensi, yaitu:
- Konsep luas, membuat kemampuan, mentrasfer keahlian dan kemampuan kepada situasi baru dalam wilayah kerja.
- Kemampuan dan kemauan untuk melakukan pekerjaan.
- Dimensi perilaku yang memengaruhi kinerja.
- Karakteristik individu yang dapat dihitung dan diukur secara konsisten, dapat dibuktikan untuk membedakan secara nyata antara kinerja yang efektif dengan yang tidak efektif.
- Kemampuan dasar dan kualitas kinerja yang diperlukan untuk mengerjakan pekerjaan dengan baik.
- Bakat, sifat dan keahlian individu yang dapat dibuktikan, dapat dihubungkan dengan kinerja yang efektif dan baik sekali.
Sedarmayanti (2003) kemudian membagi kompetensi
menjadi tiga macam sebagai berikut:
- Kompetensi teknis, yaitu pengetahuan dan keahlian untuk mencapai hasil yang telah disepakati, kemampuan untuk memikirkan persoalan dan mencari alternatif baru.
- Kompetensi konseptual, yaitu kemampuan melihat gambar besar (imajinatif), untuk menguji berbagai pengandaian, dan mengubah perspektif.
- Kompetensi untuk hidup dalam ketergantungan, yaitu kemampuan yang diperlukan guna berinteraksi efektif dengan orang lain, termasuk kemampuan mendengar, berkomunikasi, mendapat alternatif lain, menciptakan kesepakatan menang-menang, dan beroperasi secara efektif dalam sistem.
f) Soesarsono (2002) menyatakan
bahwa secara umum kompetensi di bagi menjadi tiga hal, yaitu:
- Kompetensi personal yaitu kemampuan seseorang yang dihubungkan dengan kepribadian, sifat-sifat atau karakter yang dimilikinya.
- Kompetensi sosial yaitu kemampuan seseorang dalam berkomunikasi, berinteraksi dan membangun hubungan dan jaringan dengan orang lain.
- Kompetensi profesional yaitu seperangkat kemampuan khusus yang dimiliki seseorang dalam melaksanakan profesinya atau melaksanakan tugas tertentu.
g) Spencer dan Spencer (1993) menyatakan
bahwa kompetensi merupakan karakteristikkarakteristik mendalam dan terukur pada
diri seseorang yang menunjukan cara berperilaku atau berpikir dalam situasi dan
tugas kerja tertentu yang bertahan dalam waktu lama pada diri orang tersebut.
Karakteristik-karakteristik tersebut adalah:
- Motif, yaitu segala hal yang secara konsisten diinginkan atau dipikirkan oleh seseorang yang mendorongnya untuk bertindak.
- Sifat-sifat fisik, yaitu karakteristik fisik dan respons yang konsisten terhadap suatu situasi tertentu dan informasi.
- Konsep diri, yaitu sikap dan nilai serta pandangan seseorang terhadap identitas dan kepribadiannya sendiri.
- Pengetahuan, kemampuan intelektual berupa segala informasi ang dimiliki oleh seseorang yang dapat dimanfaatkan dalam tugas/ pekerjaan tertentu.
- Keterampilan, yaitu kemampuan untuk melaksanakan pekerjaan fisik dan mental dengan baik.
Lebih lanjut Spencer dan Spencer (1993) membagi
kompetensi menjadi dua, yaitu:
- Kompetensi ambang batas (threshold competency) Kompetensi minimal yang harus dimiliki oleh seseorang agar dapat melakukan pekerjaannya dengan baik. Dikatakan minimal karena sekedar terpenuhinya standard kerja minimal yang dipersyaratkan, tidak lebih, sehingga dapat melakukan pekerjaanya dengan baik.
- Kompetensi yang membedakan (differentiating competency) Kompetensi yang dapat membedakan apakah seseorang memiliki kinerja superior atau tidak. Dikatakan.
Pengkategorian kompetensi yang lebih fundamental
dinyatakan oleh UNESCO (2005) bahwa terdapat empat kompetensi dasar yang perlu
dimiliki oleh individu untuk menghadapi tantangan yang muncul di dalam hidupnya
dan yang muncul didalam masyarakatnya. Empat kompetensi tersebut adalah:
1.
Competency Learning tobe – Personal Competency
Kompetensi personal merupakan potensi individu yang
terkait dengan konsep diri, yaitu cara bagaimana individu memandang dirinya
sendiri. Kompetensi personal membuat setiap individu berbeda satu dengan
lainnya. Dengan kompetensi personal, seseorang mampu untuk melakukan sesuatu
yang berbeda dari individu lainnya.
2.
Competency Learning to live together Social/Relational Competency
Kompetensi yang memungkinkan individu membangun
kemampuannya untuk berhubungan dengan orang lain (interpersonal competency) dan
masyarakat lainnya (social competency).
3.
Competency Learning to know Cognitive Competency
Kompetensi dalam menggunakan, meningkatkan dan
mendayagunakan kemampuan intelektual. Terdapat tiga instrumen untuk
mengembangkan kompetensi ini yaitu belajar tentang cara belajar (learning how
to learn), mengajar tentang cara mengajar (teaching how to teach), dan
mengetahui tentang cara mengetahui (knowing how to know).
4.
Competency Learning to do Productive Competency
Kompetetensi yang terkait dengan upaya individu
membangun dirinya menjadi individu yang produktif, kreatif, dan inovatif.
Kompetensi produktif terekspresi dalam bentuk kemampuan mengarahkan (directing),
mengelola (managing), koordinasi/kerjasama (coordinating), pengawasan dan
evaluasi terhadap produksi sendiri (self-management), produksi kelompok sendiri
(co-management), atau produksi kelompok lain (group management). Kompetensi ini
dapat menciptakan ruang enterpreneur bagi individu.
Dari berbagai penjelasan di atas dapat ditarik sebuah
benang merah bahwa kompetensi merupakan kombinasi dari pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang diperlukan oleh individu untuk mampu melaksanakan
tugas tertentu dengan baik, yang terekspresi dalam bentuk tindakan. Dengan
demikian seseorang yang berkompeten adalah seseorang yang penuh percaya diri
karena menguasai pengetahuan dalam bidangnya, memiliki keterampilan serta sikap
positip dalam mengerjakan hal-hal yang terkait dengan bidang itu sesuai dengan
tata nilai atau ketentuan yang dipersyaratkan. Dengan kata lain, kompetensi
merupakan faktor mendasar yang perlu dimiliki seseorang, sehingga memimiliki
kemampuan lebih dan membuatnya berbeda dengan seseorang yang mempunyai
kemampuan rata-rata atau biasa saja.
C.
Suksesi
Pengertian suksesi dalam subsistem manajemen tenaga
kerja adalah sebagai berikut :
- Penggantian (terutama di lingkungan pimpinan tertinggi negara) karena pewarisan.
- Proses pergantian kepemimpinan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
D.
Faktor agar
suksesi dapat berjalan dengan efektif
1. Rencana
Suksesi yang Efektif
Rencana suksesi merupakan suatu program yang perlu
untuk dimiliki oleh setiap organisasi. Sayangnya, rencana suksesi ini
seringkali mengalami beberapa masalah, yang tentunya mempengaruhi jalannya
kepemimpinan di organisasi. Oleh karena itu, rencana suksesi harus dilakukan
secara lebih efektif. Mengapa organisasi membutuhkan suatu rencana suksesi?
Ini jelas
menjadi kebutuhan organisasi, karena tidak selamanya manajemen senior dapat
menduduki jabatannya. Ada saatnya ia harus menyerahkan tampuk kepemimpinan
kepada penggantinya. Regenerasi kepemimpinan perlu dijalankan, terutama supaya
menjaga visi dan misi yang ingin dicapai turut diemban oleh pemimpinselanjutnya.
Contoh : Bayangkan seandainya CEO tiba-tiba
meninggalkan perusahaannya tanpa ada rencana suksesi, apa yang terjadi?
Tentunya kekacauan organisasi karena kehilangan arah, dan belum ada orang yang
siap untuk menggantikan posisi pemimpin. Misalnya seperti yang terjadi pada
Apple, dimana Steve Jobs sempat sakit dan meninggalkan posisi CEO sementara
untuk menjalani perawatan. Tanpa ada rencana suksesi, tentunya Apple akan
kehilangan arah. Buktinya, kinerja Apple masih tetap cemerlang meskipun tanpa Steve
Jobs.
Rencana
suksesi juga penting demi meningkatkan kinerja organisasi di tengah persaingan
yang makin ketat. Rencana suksesi tidak hanya bermanfaat untuk posisi puncak
perusahaan, melainkan juga membekali calon-calon pemimpin lainnya di segenap bagian
perusahaan dengan skill dan kompetensi yang dibutuhkan.
2. Rencana
Suksesi Yang Menyeluruh
Menurut Bersin & Associate, salah satu caranya
adalah dengan memperluas rencana suksesi ke seluruh posisi kunci di tiap level
organisasi. Kembangkan suatu sistem career profiling, dimana tersimpan database
mengenai skill dan kompetensi tiap individu organisasi. Sehingga, ketika Anda
membutuhkan pengganti untuk suatu posisi, Anda bisa mengecek database dan
menemukan kandidat yang sesuai dengan skill dan kompetensi yang dibutuhkan
dengan cepat.
3.
Komitmen dan Engagement
Selanjutnya, yang terpenting dimiliki oleh kandidat
pemimpin adalah tingkat komitmen dan engagement terhadap organisasi. Skill dan kompetensi
memang penting, namun yang terpenting mereka punya komitmen dan engagement yang
tinggi dengan organisasi, sehingga akan berusaha untuk memberikan kontribusi
terbaik. Mereka dengan komitmen tinggi tentunya akan bersedia untuk berkorban,
dan menempatkan kepentingan organisasi diatas kepentingan pribadinya, suatu
tuntutan yang sering dimiliki oleh tiap pemimpin.
4.
Possess High Technical and Managerial Skill
Berdasarkan temuan Bersin & Associates, rencana
suksesi lebih ditekankan pada kemampuan manajerial. Padahal, tidak hanya skill
manajerial yang penting, melainkan juga skill teknis. Hal ini disebabkan karena
dalam usaha mencapai keunggulan kompetitif, skill teknis yang tinggi juga punya
peranan yang sama penting dengan skill manajerial.
5.
Strategy Alignment
Strategy alignment dalam perencanaan suksesi penting,
karena dengan demikian maka menjamin keselarasan visi dan misi yang dipegang
saat ini dengan kandidat pemimpin. Lalu bagaimana menjalankan strategy
alignment ini? Yakni melalui program-program seperti coaching, mentoring dan
pelatihan-pelatihan lainnya, yang memastikan bahwa calon kandidat mempunyai
skill dan kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan organisasi.
Dalam program-program ini, CEO juga harus
berpartisipasi aktif, karena ia yang akan memberikan pembekalan kepada calon
penggantinya. CEO juga berusaha untuk menanamkan visi dan misi yang dimiliki
organisasi kepada calon penggantinya, untuk dilanjutkan nantinya. Demikian
adalah beberapa poin penting supaya rencana suksesi dapat berjalan secara
efektif. Dengan menjalankannya, maka akan diperoleh kandidat yang siap memimpin
dan membawa organisasi ke arah kesuksesan.
Sumber : http://imam-buchori.com/2013/04/subsistem-manajemen-tenaga-kerja/
membantu sekali kak dalam belajar
BalasHapusmarkaindo selaras