Aplikasi SIG dalam kehidupan
sehari-hari telah dimanfaatkan untuk penentuan letak ibu kota atau pusat
pertumbuhan wilayah, perencanaan tata ruang, evaluasi kemampuan dan kesesuaian
lahan, penentuan tingkat erosi suatu kawasan, penentuan arahan pemanfaatan
lahan, rehabilitasi dan konservasi lahan, analisis tentang lingkungan, prediksi
ketinggian banjir dan atau tingkat kekeringan, prediksi kebakaran hutan dan
lain-lain.
Untuk mengembangkan SIG dengan
optimal dalam bidang pendidikan harus diawali dari identifikasi masalah yang
dihadapi oleh para penelola pendidikan. Berdasarkan hasil kajian pustaka, masalah yang dihadapi oleh
dunia pendidikan pada umumnya adaah masalah angka partisipasi pendidikan,
persebaran guru, rasio guru-murid, kualifikasi tenaga pendidik yang belum S1,
sarana dan prasarana pembelajaran yang belum memadai, angka buta huruf, rendahnya
akses pendidikan dan lain-lain. Dalam sistem informasi geografis,
indikator-indikator pendidikan seperti yang disebutkan diterjemahkan kedalam
bentuk peta layer. Ketentuan dalam pembuatan layer peta adalah konversi data
tabel kepada data titik, garis, dan poligon. Tidak semua data tabel dikonversi
menjadi titik, garis, dan poligon tetatpi sebagian hanya dapat dikonversi
menjadi titik sedangakan yang lainnya bisa tiga0tiganya. Data pendidikan yang
dapat dikonversi menjadi titik misalnya lokasi sekolah. Sedagkan data
pendidikan yang hanya dapat ditampilkan dengan pologon adalah APK atau APM
dikecamatan atau kabupaten tertentu. Untuk lokasi sekolah tidak dapat menjadi
data wilayah sedangkan data APK atau APM tidak dapat dibuat simbol titik.
Hampir semua data pendidikan
umumnya melekat pada data titik lokasi sekolah. Sekolah merupakan unit terkecil
dari keberadaan data bahkan dianggap sebagai sumber data pendidikan. Pada
sekolah akan diperoleh data siswa, guru, tenaga kependidikan, sarana dan
prasarana sekolah, kegiatan pembelajaran atau kurikulum, dan lain-lain. Dengan
demikian degradasi tampilan simbol peta pada SIG akan terlihat dari perubahan
warna simbol titik sekolah. Pentingnya aplikasi SIG untuk pendidikan adalah
pada analisis atau tafsir data pada setiap perubahan simbol titik sekolah.
Ket:
*) jenis data ini identik dengan sampel penelitian untuk
pengembangan SIG
HASIL
Kegiatan pokok penelitian adalah
pembuatan skema merupakan kegiatan perencanaan analisis data kependidikan.
Salah satu contoh yang dapat ditampilkan disisi antara lain skema untuk
persebaran guru yang tidak merata. Data pokok yang dibutuhkan adalah jumlah
siswa, jumlah guru, wilayah administrasi, dan sebaran sekolah. Peta dan atau
SIG, secara visual hanya dapat mampu menampilkan garis batas wilayah administrasi
dan lokasi sekolah. Jumlah siswa dan jumlah guru diformulasikan menjadi
rasio guru:murid. Pengelompokkan hanya
ada tiga sekolah yang memiliki siswa dibawah 28 orang perguru, sekolah yang
memiliki siswa 28 orang perguru, dan sekolah yang memiliki siswa diatas 28
orang perguru. Dengan demikian skema yang dibangun adalah :
Gambar Skema SIG Untuk Pemetaan Sebaran Guru
Gambar Skema SIG Untuk Peningkatan
Efisiensi Pengelolaan
Setelah skema
kegiatan pembuatan skema, selanjutnya melakukan kegiatan pengembangan. Kegiatan
pertama paling lama adalah entry data yang dilakukan secara bertahap. Dari peta
analog rupabumi kali pertama dibuat peta digital (vektor) dengan cara
digitazing. Peta rupabumi diperoleh dari BAKOSURTANAL. Berikut adalah contoh
peta rupabumi sebagian dari kabupaten sukabumi. Sumber data lainnya adalah peta
analog lokasi sekolah yang juga diterbitkan oleh BAKOSURTANAL yang dikeluarkan
pada tahun 1999 namun digunakan oleh tim pengelolaan sistem informasi geografis
departemen pendidikan nasional. Peta analog yang tersedia tersebut memiliki
titimangsa tahun 2007. Pada peta tersebut sudah memiliki ploting lokasi sekolah
diseluruh kabupaten sukambumi.
Selanjutnya
dilakukan editing data, konversi koordinat,
Anotasi, Pemberian label, dan Pemodelan atau tumpangsusun. Kegiatan
pemodelan merupakan egiatan simulasi tumpangsusun peta untuk memperoleh
informasi yang diperlukan. Dari berbagai potensi yang dapat digali dari
ketersediaan data digital, dipilih sesuai dengan pembatasan masalah penelitian.
Sebagai contoh,
peta persebaran guru yang menunjukkan gejala tidak merata tidak dapat dilihat
dari peta kecamatan, tetapi hanya dapat dilihat dari peta sekolah dengan warna
yang sesuai dengan proporsi atau rasio guru:murid. Setelah diketahui adanya
delapan kecamatan dengan jumlah guru yang relatif padat berikutnya dtetapkan
delapan kecamatan yang untuk smentara waktu tidak menerima penempatan guru,
seperti kecamatan Cisaat, Cireunghas, Sukaharja, Kadudampit, Gununggurug,
Cisaat dan Cikembar.
Contoh lainnya
adalah sebaran guru yang sudah S1 dan blum S1. Pada kasus ini SIG hanya mampu
menampilkan sebaran lokasi sekolah dengan lima warna. Warna pertama untuk
menunjukkan lokasi sekolah yang memiliki 1-5 orang guru yang belum S1,
berikutnya ada warna sekolah yang memiliki 6-10 orang, warna sekolah yang
memiliki 11-15 orang belum S1, warna sekolah yang memiliki lebih banyak dari 15
orang.
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan penelitian dan pengembangan ini adalah :
Bahwa
jumlah data yang dibutuhkan untuk pengelolaan pendidikan sama banyaknya dengan
masalah pendidikan yang sedang dihadapi oleh Dinas Pendidikan Kabupaten
Sukabumi, jumlah data yang dibutuhkan hanya sekitar delapan layer peta saja
yaitu peta administrasi kecamatan, peta akses jalan, jumlah siswa tiap sekolah,
jumlah guru tiap sekolah, jumlah guru PNS, jumlah guru berdasarkan kualifikasi
akademik S1, usia guru, dan jarak antar sekolah. Dengan delapan peta yang perlu
disediakan, para pengelola dapat menampilkan sejumlah informasi yang dibutuhkan
yaitu untuk pemerataan persebaran guru, peningkatan kualifikasi akademik
menjadi S1, pengangkatan PNS, peningkatan efisiensi pengelolaan pendidikan,
penanganan mismath, pengangkatan guru untuk tambal sulam dan penanganan
didaerah terpencil.
Hal
yang perlu diperhatikan bagi para pengembang SIG, data yang lengkap tidak dapat
dilakukan serentak. Besarnya dana yang disediakan pemerintah daerah tidak dapat
menjamin pengumpulan data dengan lengkap, karena daa diperoleh secara sesaat,
tetapi didapat dari proses yang panjang.
Sumber
: http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/196708121997021-AHMAD_YANI/ARTIKEL_SIG_versi_indonesia.pdf
untuk infonya aku ijin share yah kak
BalasHapuscara membuat sosis rumahan